Cantikmu adalah petaka
Cantikmu tidak ada harga
Lenggak lenggok pinggulmu berayun dari mata ke mata
Ketat bajumu mebelalak, membuka kelopak demi kelopak mata
Pahamu terumbar ke sana ke sini bak sampah di jalan raya
Kusentuh sedikit kau malah meminta
Atau setidaknya kau berteriak "Semua lelaki sama saja brengseknya"
Mana kala teriakmu menyaring di tengah keramaian
Kusumpal saja "Kau sendiri mengobral dirimu tanpa harga!"
Bungkam teriakmu mendapati kata-kataku menusuk kerongkonganmu
Makan itu
Telan itu
Tertusuklah dengan itu
Kau
Lebih murah dari pe-es-ka
Disentuh tanpa harga
Dibuka-buka dengan lapang dada
Dinikmati setiap jengkal tubuhmu seperti permen yang kehilangan bungkusnya
Direnggut kehormatan hanya dengan kata-kata busuk penuh dusta
Hingga kau berpikir hancur sudah masa depan yang ada
Dan kau berteriak lagi
"Semua lelaki sama bangsatnya!"
Aku tanya sekali lagi
Kamikah yang brengsek atau kau yang sengaja meminta dengan rela?
Bilamana telah berlabuh jua tudungmu ke seluruh tubuh
Menjadi mahkota dan pelindung pengangkat harga diri
Kau umbar lagi ke dunia maya
Wajahmu terpampang kemana-mana
Dan kau bangga banyak lelaki menjadi pemujamu
Hingga harga dirimu perlahan dimakan rayap yang benama likes, views, dan share
Apa kau mengira kami seperti anjing rumahan yang tunduk pada majikannya?
Maka aku akan berteriak
Kami buas
Kami diam-diam menerkam dalam gelap
Kami binatang jalang tanpa tuan
Kami lebih ganas dari macan yang kelaparan
Wajahmu telah menjadi mangsa empuk di sorot mata kami
Sesekali lirik mata ini menjilati bibirmu
Ada pula imaji yang meliar meraba pipi meronamu
Ada kalanya mimpi ini menyetubuhi bayangmu
Ah
Aku hanyalah bangsat yang bersayapkan taat di hadapan-Nya
Malu aku
Hina aku
Apa yang rasul Muhammad katakan bila tahu aku mengaku sebagai umatnya?
Apa kau tidak malu, duhai wanita "tambah saja"?
______________________________ __________________
Puisi ini adalah cermin dan saya berdiri di depan cermin itu. Puisi ini ditujukan untuk ke-brengsek-an diri saya sendiri.Sesekali meng-mbling agar ekspresi yang tertawan dalam kesopanan yang terbatas bisa disalurkan. Ah, maaf harus kasar terhadap diri sendiri. Sebab biar kucambuk kau beribu kali, masih saja taat pada thagut-thagut buatan sendiri.
Wahai Tuhan Yang Maha Pengampun, ampuni hamba-hamba-Mu yang hina ini. Bimbing kami ke jalan kekasih-Mu. Sesungguhnya tiada daya dan upaya melainkan dari jemari-jemari-Mu yang perkasa.
ps: Puisi Mbling pertama saya dan rasanya melegakan HAHAHAHAHA
Cantikmu tidak ada harga
Lenggak lenggok pinggulmu berayun dari mata ke mata
Ketat bajumu mebelalak, membuka kelopak demi kelopak mata
Pahamu terumbar ke sana ke sini bak sampah di jalan raya
Kusentuh sedikit kau malah meminta
Atau setidaknya kau berteriak "Semua lelaki sama saja brengseknya"
Mana kala teriakmu menyaring di tengah keramaian
Kusumpal saja "Kau sendiri mengobral dirimu tanpa harga!"
Bungkam teriakmu mendapati kata-kataku menusuk kerongkonganmu
Makan itu
Telan itu
Tertusuklah dengan itu
Kau
Lebih murah dari pe-es-ka
Disentuh tanpa harga
Dibuka-buka dengan lapang dada
Dinikmati setiap jengkal tubuhmu seperti permen yang kehilangan bungkusnya
Direnggut kehormatan hanya dengan kata-kata busuk penuh dusta
Hingga kau berpikir hancur sudah masa depan yang ada
Dan kau berteriak lagi
"Semua lelaki sama bangsatnya!"
Aku tanya sekali lagi
Kamikah yang brengsek atau kau yang sengaja meminta dengan rela?
Bilamana telah berlabuh jua tudungmu ke seluruh tubuh
Menjadi mahkota dan pelindung pengangkat harga diri
Kau umbar lagi ke dunia maya
Wajahmu terpampang kemana-mana
Dan kau bangga banyak lelaki menjadi pemujamu
Hingga harga dirimu perlahan dimakan rayap yang benama likes, views, dan share
Apa kau mengira kami seperti anjing rumahan yang tunduk pada majikannya?
Maka aku akan berteriak
Kami buas
Kami diam-diam menerkam dalam gelap
Kami binatang jalang tanpa tuan
Kami lebih ganas dari macan yang kelaparan
Wajahmu telah menjadi mangsa empuk di sorot mata kami
Sesekali lirik mata ini menjilati bibirmu
Ada pula imaji yang meliar meraba pipi meronamu
Ada kalanya mimpi ini menyetubuhi bayangmu
Ah
Aku hanyalah bangsat yang bersayapkan taat di hadapan-Nya
Malu aku
Hina aku
Apa yang rasul Muhammad katakan bila tahu aku mengaku sebagai umatnya?
Apa kau tidak malu, duhai wanita "tambah saja"?
______________________________
Puisi ini adalah cermin dan saya berdiri di depan cermin itu. Puisi ini ditujukan untuk ke-brengsek-an diri saya sendiri.Sesekali meng-mbling agar ekspresi yang tertawan dalam kesopanan yang terbatas bisa disalurkan. Ah, maaf harus kasar terhadap diri sendiri. Sebab biar kucambuk kau beribu kali, masih saja taat pada thagut-thagut buatan sendiri.
Wahai Tuhan Yang Maha Pengampun, ampuni hamba-hamba-Mu yang hina ini. Bimbing kami ke jalan kekasih-Mu. Sesungguhnya tiada daya dan upaya melainkan dari jemari-jemari-Mu yang perkasa.
ps: Puisi Mbling pertama saya dan rasanya melegakan HAHAHAHAHA