Wednesday, October 26, 2016

Tambah Saja!

Cantikmu adalah petaka
Cantikmu tidak ada harga

Lenggak lenggok pinggulmu berayun dari mata ke mata
Ketat bajumu mebelalak, membuka kelopak demi kelopak mata
Pahamu terumbar ke sana ke sini bak sampah di jalan raya
Kusentuh sedikit kau malah meminta
Atau setidaknya kau berteriak "Semua lelaki sama saja brengseknya"

Mana kala teriakmu menyaring di tengah keramaian
Kusumpal saja "Kau sendiri mengobral dirimu tanpa harga!"
Bungkam teriakmu mendapati kata-kataku menusuk kerongkonganmu
Makan itu
Telan itu
Tertusuklah dengan itu

Kau
Lebih murah dari pe-es-ka
Disentuh tanpa harga
Dibuka-buka dengan lapang dada
Dinikmati setiap jengkal tubuhmu seperti permen yang kehilangan bungkusnya
Direnggut kehormatan hanya dengan kata-kata busuk penuh dusta
Hingga kau berpikir hancur sudah masa depan yang ada
Dan kau berteriak lagi
"Semua lelaki sama bangsatnya!"

Aku tanya sekali lagi
Kamikah yang brengsek atau kau yang sengaja meminta dengan rela?

Bilamana telah berlabuh jua tudungmu ke seluruh tubuh
Menjadi mahkota dan pelindung pengangkat harga diri
Kau umbar lagi ke dunia maya
Wajahmu terpampang kemana-mana
Dan kau bangga banyak lelaki menjadi pemujamu
Hingga harga dirimu perlahan dimakan rayap yang benama likes, views, dan share

Apa kau mengira kami seperti anjing rumahan yang tunduk pada majikannya?
Maka aku akan berteriak
Kami buas
Kami diam-diam menerkam dalam gelap
Kami binatang jalang tanpa tuan
Kami lebih ganas dari macan yang kelaparan

Wajahmu telah menjadi mangsa empuk di sorot mata kami
Sesekali lirik mata ini menjilati bibirmu
Ada pula imaji yang meliar meraba pipi meronamu
Ada kalanya mimpi ini menyetubuhi bayangmu

Ah
Aku hanyalah bangsat yang bersayapkan taat di hadapan-Nya
Malu aku
Hina aku

Apa yang rasul Muhammad katakan bila tahu aku mengaku sebagai umatnya?
Apa kau tidak malu, duhai wanita "tambah saja"?
________________________________________________
Puisi ini adalah cermin dan saya berdiri di depan cermin itu. Puisi ini ditujukan untuk ke-brengsek-an diri saya sendiri.Sesekali meng-mbling agar ekspresi yang tertawan dalam kesopanan yang terbatas bisa disalurkan. Ah, maaf harus kasar terhadap diri sendiri. Sebab biar kucambuk kau beribu kali, masih saja taat pada thagut-thagut buatan sendiri.

Wahai Tuhan Yang Maha Pengampun, ampuni hamba-hamba-Mu yang hina ini. Bimbing kami ke jalan kekasih-Mu. Sesungguhnya tiada daya dan upaya melainkan dari jemari-jemari-Mu yang perkasa.

ps: Puisi Mbling pertama saya dan rasanya melegakan HAHAHAHAHA

Noxtris



Lux ex tenebris. Cahaya dari kegelapan.

Nox, malam, selalu menimbun kejutan-kejutan yang tak terduga. Bintang dan bulan adalah harta karun di antaranya. Atau juga rindu, entah yang tersampaikan barangkali juga yang turut membisu beserta bisik angin malam yang mulai sayu.

Noxtris, sebuah nama yang terpikir untuk memulai lembar baru, sebab dalam hijriyah malam dinyatakan sebagai tanda memasuki hari yang baru. Pun, begitu juga dengan yang ini. Blog ini akan menjadi malam. Sebuah perayaan untuk terlepas dari masa lalu yang buram. Akan ada pemikiran-pemikiran, pengalaman demi pengalaman, serta khayalan lepas yang akan menjelma ke dalam kata per kata, kalimat-kalimat yang sedikit rancu, dan kisah yang penuh tanda tanya. Intinya, blog ini akan saya isi dengan tulisan-tulisan saya sendiri, kutipan buku saya, dan tulisan orang lain yang patut dibagi.

Apapun yang hadir pada malam ini adalah sebuah cahaya yang muncul dari hati yang terdalam. Bagian yang lebih banyak menyimpan rahasia dan sisi gelap yang enggan muncul ke permukaan. Segala hal yang menjadikan apa-apa yang perlu diterangi, ditunjuki, dan dibimbing dengan hati-hati. Setiap kata dan kalimatnya adalah sebuah cermin introspeksi diri.

Selamat datang, malam. Selamat datang pendatang. Selamat tinggal aku yang di sana.

Tetaplah berjalan di bawah sinar rembulan.


Selamat malam untukmu,

Muhammad Adha Trisna Sampurno.